KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Atas
Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang telah memberikan
kekuatan sehingga Makalah mengenai Pencemaran Lingkungan untuk dijadikan tolak
ukur penilaian mata pelajaran KIMIA dapat tersusun.
Makalah
mengenai Pencemaran Lingkungan ini disusun
secara sistematis mengacu pada Kehidupan sehari-hari manusia,
berdasarkan implementasi falsafah Tri Hita Karana.
Makalah
ini disajikan dengan mengintegrasikan
materi, pendekatan-pendekatan, pembinaan, pengalaman, pengamatan, pengalaman,
emosional, rasional, dan fungsional sangat diperhatikan. Dengan demikian
diharapkan kepada semua orang untuk bisa dan melestarikan Alam. Hal ini
akan tercemin dalam sikap, bercakap,
berbuat terhadap alam dan lingkungan.
Bagaimanapun
usaha kami menyusun Makalah Pencemaran Lingkungan ini tentu banyak cacat
celanya. Segala tegur sapa perbaikan kami terima dengan hati lapang dan tangan
terbuka. Terima kasih
Om Santih, Santih, Santih Om
Klungkung, 14 November 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Rumusan Masalah
1.3.
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Pencemaran Udara.
2.2.
Penyebab
Pencemaran Udara.
2.3.
Dampak
Pencemaran Udara.
2.4.
Penanggulangan
Pencemaran Udara.
2.5.
Pengertian
Pencemaran Air.
2.6.
Penyebab
Pencemaran Air.
2.7.
Dampak
Pencemaran Air.
2.8.
Penanggulangan
Pencemaran Air.
2.9.
Pengertian
Pencemaran Tanah.
2.10.
Penyebab
Pencemaran Tanah.
2.11.
Dampak
Pencemaran Tanah.
2.12.
Penanggulangan
Pencemaran Tanah.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Simpulan
3.2.
Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Kita semua tahu Indonesia adalah negara
yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut,
Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang
umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang
mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu,
kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan sesuai
aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan
dari pengolahan tanah tersebut. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan
pembangunan di Tanah Air tidak bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai
dampak positif bagi masyarakat luas, seperti pembangunan industri dan
pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya.
Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan
masyarakat dan lingkungan.
Pembangunan kawasan industri di
daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian,
pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas
hasil pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan makhluk hidup. Sedangkan kegiatan
pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta
kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah hilangnya bentuk
permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka
(opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi.
Untuk memperoleh bijih tambang,
permukaan tanah dikupas dan digali dengan menggunakan alat berat. Para
pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu saja tanpa
melakukan upaya rehabilitasi. Dampak negatif yang menimpa lingkungannya perlu
mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan
pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari badan air
dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap kesehatan
makhluk hidup. Berdasarkan fakta tersebut, sangat diperlukan pengkajian khusus
yang membahas mengenai pencemaran tanah beserta dampaknya terhadap lingkungan
di sekitarnya.
1.2.RUMUSAN MASALAH
1.2.1.
Apa yang dimaksud
dengan Pencemaran Udara ?
1.2.2.
Apa penyebab Pencemaran
Udara ?
1.2.3.
Apa dampak Pencemaran
Udara ?
1.2.4.
Bagaimana upaya untuk
menanggulangi Pencemaran Udara ?
1.2.5.
Apa yang dimaksud
dengan Pencemaran Air ?
1.2.6.
Apa penyebab Pencemaran
Air ?
1.2.7.
Apa dampak Pencemaran
Air ?
1.2.8.
Bagaimana upaya untuk
menanggulangi Pencemaran Air ?
1.2.9.
Apa yang dimaksud
dengan Pencemaran Tanah ?
1.2.10.
Apa penyebab Pencemaran
Tanah ?
1.2.11.
Apa dampak Pencemaran
Tanah ?
1.2.12.
Bagaimana upaya untuk
menanggulangi Pencemaran Tanah ?
1.3.TUJUAN
1.3.1.
Mengetahui difinisi dari
Pencemaran Udara.
1.3.2. Mengetahui penyebab Penyebab Udara.
1.3.3. Mengetahui dampak Pencemaran Udara.
1.3.4. Mengetahui upaya menanggulangi
Pencemaran Udara.
1.3.5. Mengetahui difinisi dari Pencemaran Air.
1.3.6. Mengetahui penyebab Penyebab Air.
1.3.7. Mengetahui dampak Pencemaran Air.
1.3.8. Mengetahui upaya menanggulangi
Pencemaran Air.
1.3.9. Mengetahui difinisi dari Pencemaran Tanah.
1.3.10. Mengetahui penyebab Penyebab Tanah.
1.3.11. Mengetahui dampak Pencemaran Tanah.
1.3.12. Mengetahui upaya menanggulangi Pencemaran
Tanah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau
lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat
membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau
merusak properti.
Pencemaran udara adalah masuknya, atau
tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan
terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum
serta menurunkan kualitas lingkungan.
2.2. Penyebab Pencemaran Udara
Di kota besar sangat sulit untuk
mendapat udara yang segar, diperkirakan 70 % pencemaran yang terjadi adalah
akibat adanya kendaraan bermotor.
Contoh : di Jakarta antara tahun 1993-1997 terjadi
peningkatan jumlah kendaraan berupa :
a.
Sepeda motor 207 %
b.
Mobil penumpang 177 %
c.
Mobil barang 176 %
d.
Bus 138 %
Klasifikasi Pencemar Udara :
a.
Pencemar primer : pencemar yang di timbulkan langsung dari
sumber pencemaran udara.
b.
Pencemar sekunder : pencemar yang terbentuk dari reaksi
pencemar-pencemar primer di atmosfer.
Contoh: Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air
akan menghasilkan asam sulfurik.
Jenis-jenis Bahan Pencemar:
a. Karbon monoksida (CO)
b. Nitrogen dioksida (N02)
c. Sulfur Dioksida (S02)
d. CFC (Chloro Fluoro Carbon)
e. Karbon dioksida (CO2)
f. Ozon (03 )
g. Benda Partikulat (PM)
h. Timah (Pb)
i.
HydroCarbon (HC)
2.3. Dampak Pencemaran Udara
a. Penipisan Ozon
b. Pemanasan Global ( Global Warming )
c. Penyakit pernapasan, misalnya :
jantung, paru-paru dan tenggorokan
d. Terganggunya fungsi reproduksi
e. Stres dan penurunan tingkat
produktivitas
f. Kesehatan dan penurunan kemampuan
mental anak-anak
g. Penurunan tingkat kecerdasan (IQ)
anak-anak
2.4.
Penanggulangan Pencemaran Udara
2.5. Pencemaran Air
Pencemaran air
adalah kontaminasi tempat penampungan air (misalnya danau, sungai, lautan, akuifer air dantanah). Polusi air terjadi ketika
polutan dibuang langsung atau tidak langsung ke perairan tanpa penanganan cukup
untuk menghilangkan senyawa berbahaya.
Pencemaran air mempengaruhi tanaman
dan organisme yang hidup di sekitar air.Dalam hampir semua kasus efeknya
merusak tidak hanya untuk spesies individu dan populasi, tetapi juga untuk
masyarakat biologis alami.
Pencemaran air
merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan
sumber daya air pada semua tingkat (internasional sampai ke akuifer individu
dan sumur).Masalah ini telah menjadi penyebab utam kematian dan penyakit di dunia,
menyumbang kematian lebih dari 14.000 orang setiap hari.Diperkirakan 700 juta
orang India tidak memiliki akses ke toilet yang tepat, dan 1.000 anak-anak
India meninggal karena penyakit diare setiap hari.Sekitar 90% dari kota-kota
Cina menderita dari beberapa tingkat pencemaran air, dan hampir 500 juta orang
tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman.Selain masalah-masalah akut
pencemaran air di negara berkembang, negara maju juga terus berjuang mengatasi
masalah polusi.
Dalam laporan
nasional yang paling baru pada kualitas air di Amerika Serikat, 45 persen
aliran air, 47 persen dari danau, dan 32 persen dari teluk dan muara
diklasifikasikan tercemar. Air biasanya disebut sebagai tercemar ketika
terganggu oleh kontaminan antropogenik dan tidak memungkinkan untuk
penggunaan oleh manusia misalnya untuk air minum, dan / atau mengalami
pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas-komunitas
pendukung biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae
blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air danstatus ekologi air.
Sumber (kontaminan)
Kontaminan tertentu
menyebabkan pencemaran dalam air, mencakup spektrum yang luas dari bahan kimia,
patogen, dan perubahan fisik atau sensorik seperti suhu tinggi dan perubahan
warna.Sementara beberapa bahan kimia mungkin timbul secara alami (missalnya
kalsium, natrium, besi, mangan, dll) konsentrasi suatu zat biasanya dijadikan
tolok ukur dalam menentukan apakah suatu zat merupakan komponen alami dari air,
ataukah merupakan kontaminan.Konsentrasi suatu zat yang melebihi rata-rata
cukup untuk mengklasifikasi bahwa air tersebut sudah tercemar.
Mikroorganisme
patogen dapat menghasilkan penyakit yang menular melalui air dan dapat
menjangkiti manusia ataupun hewan. Perubahan kimia fisik air meliputi keasaman
(perubahan pH), konduktivitas listrik, suhu, dan eutrofikasi. Eutrofikasi
adalah peningkatan konsentrasi nutrisi kimia dalam ekosistem.Tergantung pada
tingkat keparahannya eutrofikasi berefek negatif terhadap lingkungan seperti
anoksia (berkurangnya oksigen) dan pengurangan kualitas air.Eutrofikasi
mempengaruhi populasi ikan dan hewan lainnya.
2.6. Penyebab Pencemaran Air
A. Mikroorganisme patogen
Bakteri coliform
merupakan bakteri yang umum digunakan sebagai bakteri indicator adanya
pencemaran air, meskipun Bakteri coliform bukan merupakan penyebab sebenarnya
dari penyakit. Mikroorganisme lain yang kadang-kadang ditemukan di permukaan
air dan menyebabkan masalah kesehatan manusia meliputi: Burkholderia pseudomallei,Cryptosporidium
parvum, Giardia lamblia, Salmonella, Novovirus dan virus lainnya serta beberapa
jenisCacing parasit.
B. Kontaminan kimia
Kontaminan kimia
bisa termasuk termasuk zat organik dan anorganik. Polutan air organik
meliputi: Deterjen, By Product desinfektan, limbah pengolahan makanan yang
dapat mencakup zat-zat lemak dan minyak, Insektisida dan herbisida, sejumlah
besar organohalides dan senyawa kimia lainnya, Minyak hidrokarbon, termasuk
bahan bakar (bensin, solar, bahan bakar jet, dan minyak bakar) dan pelumas (oli
motor), dan produk sampingan pembakaran bahan bakar, serpihan dari kegiatan
penebangan pohon dan semak, senyawa volatil organik (VOC) seperti pelarut
industri dari penyimpanan yang tidak tepat., bifenil Polychlorinated (PCB),
Trichloroethylene, Perklorat, Berbagai senyawa kimia yang ditemukan dalam
produk kebersihan pribadi dan produk kosmetik.
Polutan air
anorganik meliputi: Limbah industri (terutama sulfur dioksida), Amonia
dari limbah pengolahan makanan, Limbah kimia sebagai produk sampingan industry,
Pupuk yang mengandung nutrisi – nitrat dan fosfat, Logam berat dari kendaraan
bermotor, sedimen dari buangan lokasi konstruksi, penebangan, dan situs
pembukaan lahan.
Item makroskopik
kasat mata yang disebut “floatables” atau sampah laut saat ditemui di laut
lepas, dapat mencakup item seperti: Sampah (misalnya kertas, plastik, atau
makanan sampah) dibuang oleh orang-orang di tanah, bersama dengan disengaja
atau pembuangan sampah, yang dicuci oleh curah hujan ke saluran badai dan
akhirnya dibuang ke air permukaan, Kapal Karam.
Sementara jika
ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat
dibedakan antara lain:
a. Limbah Pertanian
Limbah pertanian
dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik.Insektisida dapat
mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan
atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan
agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan
sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan
melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan.Jangan membuang sisa obet ke
sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan
lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan
air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian
bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.
b. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga
yang cair merupakan sumber pencemaran air.Dari limbah rumah tangga cair dapat
dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek,
air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai.
Adapula bahan-bahan
anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus
air.Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan
pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa bibit
penyakit, bakteri, dan jamur.
Bahan organik yang
larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar
oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran
bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan
bergerombol.Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya
pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman.
Di kota-kota, air
got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Di dalam air got
yang demikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan
dengan limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia
mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
c. Limbah Industri
Adanya sebagian
industri yang membuang limbahnya ke air.Macam polutan yang dihasilkan
tergantung pada jenis industri.Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk),
polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang
mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi
panas).Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh
limbah industri.Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Di laut, sering
terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain atau
karang. Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak
ratusan kilometer.Ikan, terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut
banyak yang mati karenanya.Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa
mengapung agar tidak tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat
yang dapat menguraikan minyak.
d. Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Beberapa penduduk dan nelayan ada yang
menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau potas (racun) untuk menangkap ikan
tangkapan, melainkan juga semua biota air.Racun tersebut tidak hanya
hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil. Dengan demikian
racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk hidup yang ada didalamnya.
Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan pencemaran di
lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya perairan.
2.7. Dampak Pencemaran Air
Pada akhir
abad XX ini, limbah kegiatan industri dikatakan telah mengancam
seluruh.negeri.Hal ini disebabkan karena melalui mekanisme alam seperti tiupan
angin, aliran air sungai, daya rambat di tanah melalui difusi limbah tersebut
dapat menyebar ke mana-mana.
Buangan di
perairan menyebabkan masalah kehidupan biota dalam bentuk keracunan bahkan
kematian.Gangguan terhadap biota perairan telah menimbulkan dampak penurunan
kualitas dan kuantitas biota perairan (ikan dan udang).Kelebihan pupuk yang
dialirkan ke rawa atau ke danau dapat menimbulkan suburnya enceng gondok.Selain
itu, erosi lumpur yang terbawa ke laut kemudian diendapkan mengakibatkan
tertutupnya permukaan karang yang pada akhirnya menyebabkan kematian karang.
Akibat
pencemaran itu kehidupan dalam air dapat terganggu dengan mematikan
binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan dalam air karena oksigen yang terlarut
dalam air akan habis dipakai untuk dekomposisi aerobik dari zat-zat
organik yang banyak terkandung dalam air buangan.
Pencemaran
limbah ke lingkungan perlu diperhatikan dan diantisipasi dengan baik,
lebih-lebih terhadap air sungai, karena air sungai dipakai penduduk untuk
berbagai keperluan. Pencemaran sungai oleh air buangan ditinjau dari sudut
mikrobiologi antara lain : pencemaran bakteri patogen dan non patogen serta
bahan organik. Banyaknya bahan organik akan merangsang pertumbuhan
mikroorganisme menjadi pesat. Hal ini mengakibatkan pemakaian oksigen akan cepat
dan meningkat, akibatnya kadar oksigen terlarut dalam air akan menipis dan
menjadi sedikit sekali, yang akhirya mengakibatkan mikroorganisme dan organisme
air lainnya yang memerlukan oksigen mati. Ekologi air akan berubah drastis.
Keadaan menjadi anaerobik, sehingga air sungai busuk, dan tidak sehat bagi
pertumbuhan mikroorganisme flora dan fauna air itu. Lingkungan hidup yang demikian ini
sudah rusak dan tidak layak lagi bagi kebutuhan hidup kita.
2.8. Penanggulangan Pencemaran Air
Penanggulangan
dan usaha pemecahan masing-masing masalah tentu harus berbeda. Sebagai contoh
misalnya:
a. Usaha reboisasi atau penghijauan
serta pengelolaan daerah air sungai (DAS) untuk mengurangi intensitas dan
volume erosi.
c. Pengaturan dan pembatasan
bahan-bahan pembuangan industri dengan segala sanksinya bagi masalah pencemaran
laut dan wilayah pesisir pantai.
d. Memonitor segala perubahan komposisi
biotik dan abiotik dan ekosistem laut yang menunjukkan telah terjadinya
pencemaran, kerusakan, dan gangguan.
Selain cara penanggulangan yang
telah disebutkan di atas, kita juga dapat melakukan penanggulangan lain seperti
di bawah ini:
a.
Menjaga kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak
atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
b.
Tidak membuang sampah ke sungai. Hal ini dapat dikarenakan
tidak adanya fasilitas pembuangan sampah yang layak dan mencukupi terutama di kota-kota
besar. Sering kita melihat penumpukan sampah di daerah-daerah yang bukan
merupakan tempat pembuangan sampah.
c.
Menciptakan tempat pembuangan sampah yang cukup dan memadai.
Hal ini mutlak dilakukan agar sistem pembuangan sampah dapat berjalan dengan
baik dan lancar. Sampah menjadi kontribusi tertinggi dalam pencemaran air. Jika
masalah sampah dapat segera teratasi maka pencemaran air pun juga akan teratasi
dengan cepat.
d.
Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
e.
Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga yang nantinya
bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem. Hal ini
telah diregulasi oleh pemerintah. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam
mengatasi pencemaran ini. namun komitmen seluruh perusahaan penyumbang limbah
ini juga sangat dibutuhkan agar semua pihak dapat turut menjaga kelestarian
lingkungan yang ada.
f.
Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber
air bersih lainnya tidak tercemar.
Sedangkan untuk menyikapi pencemaran
air, dapat dilakukan beberapa cara sebagai berikut:
a.
Program pengendalian pencemaran dan pengrusakan lingkungan
b.
Mengurangi beban pencemaran badan air oleh indutri dan
domestik.
c.
Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
Program rehabilitasi dan konservasi
SDA dan lingkungan hidup
a.
Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.
b. Menanggulangi kerusakan lahan bekas
pertambangan, TPA, dan bencana.
c.
Meningkatkan konservasi air bawah tanah.
d. Rehabilitasi dan konservasi
keanekaragaman hayati.
Untuk
menekan dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran air ini kita dapat melakukan
usaha pencegahan pencemaran air.usaha pencegahan pencemaran air ini bukan
merupakan proses yang sederhana, tetapi melibatkan berbagai faktor sebagai
berikut:
a.
Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah lebih
dahulu sehingga memenuhi standar air limbah yang telah ditetapkan pemerintah.
b.
Menggunakan bahan yang dapat mencegah dan menyerap minyak
yang tumpah di perairan.
c.
Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke dalam
perairan. Hal ini untuk mencegah pencemaran air oleh bakteri.
d.
Limbah radioaktif harus diproses dahulu agar tidak
mengandung bahaya radiasi dan barulah dibuang di perairan.
e.
Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia lain
dengan menggunakan aktifitas mikroba tertentu sebelum dibuang ke dalam perairan
umum.
Semua
ketentuan di atas bila tidak dapat dipenuhi dapat dikenakan sanksi.
2.9. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan
manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya
terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam
lapisan sub -permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia,
atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri
yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan
tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
2.10.
Penyebab Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh beberapa sebab, di
antaranya sebagai berikut.
a.
Sampah plastik, pecahan kaca, logam maupun karet yang
ditimbun dalam tanah.
b.
Sisa pestisida dari kegiatan pertanian yang meresap ke
tanah.
c.
Limbah deterjen yang dibuang ke tanah.
d.
Pengikisan lapisan humus (topsoil) oleh air.
e.
Deposit senyawa asam
dari peristiwa hujan asam.
2.11.
Dampak Pencemaran Tanah
Sampah plastik, pecahan kaca, logam
dan karet yang ditimbun dalam tanah sulit diuraikan pengurai dalam tanah.
Keberadaannya dalam tanah dapat menurunkan kesuburan tanah. Pembuangan limbah
deterjen dan kandungan pestisida dalam tanah dapat membunuh organisme pengurai
dalam tanah sehingga mengganggu proses penguraian senyawa organik. Terkikisnya
lapisan humus dari permukaan tanah dapat menurunkan produktivitas tanah, tanah
menjadi kurang subur.
Deposit senyawa asam dari hujan asam
dapat menyebabkan perubahan derajat keasaman (pH) tanah, hal ini berdampak pada
aktivitas organisme pengurai dalam tanah. Perubahan keasaman tanah ini juga
berpengaruh tidak baik terhadap penyerapan zat hara dari tanah oleh tumbuhan.
2.12.
Penanggulangan Pencemaran Tanah
Pencegahan pencemaran tanah bisa
diupayakan dengan melakukan daur ulang sampah plastik, logam, kaca, karet.
Limbah deterjen sebaiknya jangan dibuang ke tanah, tetapi ditampung ke dalam
bak penampungan untuk selanjutnya dilakukan pengendapan, penyaringan, dan penjernihan.
Untuk menghindari pengikisan lapisan humus oleh air hujan dapat dilakukan dengan
menjaga kelestarian tanaman, karena tanaman dapat menyerap air, seresah dedaunan
yang dihasilkan dapat menyerap dan menahan air, serta perakarannya dapat
menahan dan mengikat tanah agar tidak mudah tererosi.
Menurut bahan pencemarnya, pencemaran dibedakan menjadi berikut
ini.
a.
Pencemaran fisik,
disebabkan oleh benda-benda yang secara fisik menyebabkan pencemaran, seperti
kaca, logam, kalengkaleng bekas, plastik.
b.
Pencemaran kimia, disebabkan oleh pestisida, pupuk,
logamlogam berat (Pb, Hg, Cd, Zn).
c.
Pencemaran biologi, disebabkan oleh bakteri (terutama
bakteri pathogen), virus, protozoa, maupun jamur.
d.
Pencemaran suara, disebabkan oleh suara kendaraan bermotor,
mobil, kereta api, pesawat yang tinggal landas, tape recorder yang volumenya
terlalu keras.
e.
Pencemaran radioaktif, disebabkan oleh unsur-unsur
radioaktif alam, limbah nuklir, kebocoran reaktor nuklir, ledakan bom atom,
percobaan senjata nuklir.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
3.2. Saran
DAFTAR
PUSTAKA