Sabtu, 25 Januari 2014

Makalah Pencemaran Lingkungan from SMK N 1 Klungkung



KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
            Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang telah memberikan kekuatan sehingga Makalah mengenai Pencemaran Lingkungan untuk dijadikan tolak ukur penilaian mata pelajaran KIMIA dapat tersusun.
            Makalah mengenai Pencemaran Lingkungan ini disusun  secara sistematis mengacu pada Kehidupan sehari-hari manusia, berdasarkan implementasi falsafah Tri Hita Karana.
            Makalah ini disajikan dengan  mengintegrasikan materi, pendekatan-pendekatan, pembinaan, pengalaman, pengamatan, pengalaman, emosional, rasional, dan fungsional sangat diperhatikan. Dengan demikian diharapkan kepada semua orang untuk bisa dan melestarikan Alam. Hal ini akan  tercemin dalam sikap, bercakap, berbuat terhadap alam dan lingkungan.
            Bagaimanapun usaha kami menyusun Makalah Pencemaran Lingkungan ini tentu banyak cacat celanya. Segala tegur sapa perbaikan kami terima dengan hati lapang dan tangan terbuka. Terima kasih
Om Santih, Santih, Santih Om






Klungkung, 14 November 2013

     Penyusun               


DAFTAR ISI
Kata Pengantar                                                                                                                          
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.        Latar Belakang
1.2.        Rumusan Masalah
1.3.        Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1.       Pengertian Pencemaran Udara.
2.2.       Penyebab Pencemaran Udara.
2.3.       Dampak Pencemaran Udara.
2.4.       Penanggulangan Pencemaran Udara.
2.5.       Pengertian Pencemaran Air.
2.6.       Penyebab Pencemaran Air.
2.7.       Dampak Pencemaran Air.
2.8.       Penanggulangan Pencemaran Air.
2.9.       Pengertian Pencemaran Tanah.
2.10.   Penyebab Pencemaran Tanah.
2.11.   Dampak Pencemaran Tanah.
2.12.   Penanggulangan Pencemaran Tanah.
BAB III PENUTUP
3.1.        Simpulan
3.2.        Saran
Daftar Pustaka






BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, seperti pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan.
Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan makhluk hidup. Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi.
Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan digali dengan menggunakan alat berat. Para pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi. Dampak negatif yang menimpa lingkungannya perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup. Berdasarkan fakta tersebut, sangat diperlukan pengkajian khusus yang membahas mengenai pencemaran tanah beserta dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya.

1.2.RUMUSAN MASALAH
1.2.1.                Apa yang dimaksud dengan Pencemaran Udara ?
1.2.2.                Apa penyebab Pencemaran Udara ?
1.2.3.                Apa dampak Pencemaran Udara ?
1.2.4.                Bagaimana upaya untuk menanggulangi Pencemaran Udara ?
1.2.5.                Apa yang dimaksud dengan Pencemaran Air ?
1.2.6.                Apa penyebab Pencemaran Air ?
1.2.7.                Apa dampak Pencemaran Air ?
1.2.8.                Bagaimana upaya untuk menanggulangi Pencemaran Air ?
1.2.9.                Apa yang dimaksud dengan Pencemaran Tanah ?
1.2.10.            Apa penyebab Pencemaran Tanah ?
1.2.11.            Apa dampak Pencemaran Tanah ?
1.2.12.            Bagaimana upaya untuk menanggulangi Pencemaran Tanah ?

1.3.TUJUAN
1.3.1.         Mengetahui difinisi dari Pencemaran Udara.
1.3.2.         Mengetahui penyebab Penyebab Udara.
1.3.3.         Mengetahui dampak Pencemaran Udara.
1.3.4.         Mengetahui upaya menanggulangi Pencemaran Udara.
1.3.5.         Mengetahui difinisi dari Pencemaran Air.
1.3.6.         Mengetahui penyebab Penyebab Air.
1.3.7.         Mengetahui dampak Pencemaran Air.
1.3.8.         Mengetahui upaya menanggulangi Pencemaran Air.
1.3.9.         Mengetahui difinisi dari Pencemaran Tanah.
1.3.10.       Mengetahui penyebab Penyebab Tanah.
1.3.11.       Mengetahui dampak Pencemaran Tanah.
1.3.12.       Mengetahui upaya menanggulangi Pencemaran Tanah.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1.      Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.

2.2.      Penyebab Pencemaran Udara
Di kota besar sangat sulit untuk mendapat udara yang segar, diperkirakan 70 % pencemaran yang terjadi adalah akibat adanya kendaraan bermotor.
Contoh : di Jakarta antara tahun 1993-1997 terjadi peningkatan jumlah kendaraan berupa :
a.       Sepeda motor 207 %
b.      Mobil penumpang 177 %
c.       Mobil barang 176 %
d.      Bus 138 %
Klasifikasi Pencemar Udara :
a.       Pencemar primer : pencemar yang di timbulkan langsung dari sumber pencemaran udara.
b.      Pencemar sekunder : pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.
Contoh:  Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air akan menghasilkan asam sulfurik.
Jenis-jenis Bahan Pencemar:

a.       Karbon monoksida (CO)
b.      Nitrogen dioksida (N02)
c.       Sulfur Dioksida (S02)
d.      CFC (Chloro Fluoro Carbon)
e.       Karbon dioksida (CO2)
f.       Ozon (03 )
g.      Benda Partikulat (PM)
h.      Timah (Pb)
i.        HydroCarbon (HC)



2.3.      Dampak Pencemaran Udara
a.       Penipisan Ozon
b.      Pemanasan Global ( Global Warming )
c.       Penyakit pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan
d.      Terganggunya fungsi reproduksi
e.       Stres dan penurunan tingkat produktivitas
f.       Kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak
g.      Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak

2.4.      Penanggulangan Pencemaran Udara

2.5.      Pencemaran Air
Pencemaran air adalah kontaminasi tempat penampungan air (misalnya danau, sungai, lautan, akuifer air dantanah). Polusi air terjadi ketika polutan dibuang langsung atau tidak langsung ke perairan tanpa penanganan cukup untuk menghilangkan senyawa berbahaya.
Pencemaran air mempengaruhi tanaman dan organisme yang hidup di sekitar air.Dalam hampir semua kasus efeknya merusak tidak hanya untuk spesies individu dan populasi, tetapi juga untuk masyarakat biologis alami.
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (internasional sampai ke akuifer individu dan sumur).Masalah ini telah menjadi penyebab utam kematian dan penyakit di dunia, menyumbang kematian lebih dari 14.000 orang setiap hari.Diperkirakan 700 juta orang India tidak memiliki akses ke toilet yang tepat, dan 1.000 anak-anak India meninggal karena penyakit diare setiap hari.Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita dari beberapa tingkat pencemaran air, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman.Selain masalah-masalah akut pencemaran air di negara berkembang, negara maju juga terus berjuang mengatasi masalah polusi.
Dalam laporan nasional yang paling baru pada kualitas air di Amerika Serikat, 45 persen aliran air, 47 persen dari danau, dan 32 persen dari teluk dan muara diklasifikasikan tercemar. Air biasanya disebut sebagai tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan tidak memungkinkan untuk  penggunaan oleh manusia misalnya untuk air minum, dan / atau mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas-komunitas pendukung biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air danstatus ekologi air.
Sumber (kontaminan)
Kontaminan tertentu menyebabkan pencemaran dalam air, mencakup spektrum yang luas dari bahan kimia, patogen, dan perubahan fisik atau sensorik seperti suhu tinggi dan perubahan warna.Sementara beberapa bahan kimia mungkin timbul secara alami (missalnya kalsium, natrium, besi, mangan, dll) konsentrasi suatu zat biasanya dijadikan tolok ukur dalam menentukan apakah suatu zat merupakan komponen alami dari air, ataukah merupakan kontaminan.Konsentrasi suatu zat yang melebihi rata-rata cukup untuk mengklasifikasi bahwa air tersebut sudah tercemar.
Mikroorganisme patogen dapat menghasilkan penyakit yang menular melalui air dan dapat menjangkiti manusia ataupun hewan. Perubahan kimia fisik air meliputi keasaman (perubahan pH), konduktivitas listrik, suhu, dan eutrofikasi. Eutrofikasi adalah peningkatan konsentrasi nutrisi kimia dalam ekosistem.Tergantung pada tingkat keparahannya eutrofikasi berefek negatif terhadap lingkungan seperti anoksia (berkurangnya oksigen) dan pengurangan kualitas air.Eutrofikasi mempengaruhi populasi ikan dan hewan lainnya.

2.6.      Penyebab Pencemaran Air
A.     Mikroorganisme patogen
Bakteri coliform merupakan bakteri yang umum digunakan sebagai bakteri indicator adanya pencemaran air, meskipun Bakteri coliform bukan merupakan penyebab sebenarnya dari penyakit. Mikroorganisme lain yang kadang-kadang ditemukan di permukaan air dan menyebabkan masalah kesehatan manusia meliputi: Burkholderia pseudomallei,Cryptosporidium parvum, Giardia lamblia, Salmonella, Novovirus dan virus lainnya serta beberapa jenisCacing parasit.
B.     Kontaminan kimia
Kontaminan kimia bisa termasuk  termasuk zat organik dan anorganik. Polutan air organik meliputi: Deterjen, By Product desinfektan, limbah pengolahan makanan yang dapat mencakup zat-zat lemak dan minyak, Insektisida dan herbisida, sejumlah besar organohalides dan senyawa kimia lainnya, Minyak hidrokarbon, termasuk bahan bakar (bensin, solar, bahan bakar jet, dan minyak bakar) dan pelumas (oli motor), dan produk sampingan pembakaran bahan bakar, serpihan dari kegiatan penebangan pohon dan semak, senyawa volatil organik (VOC) seperti pelarut industri dari penyimpanan yang tidak tepat., bifenil Polychlorinated (PCB), Trichloroethylene, Perklorat, Berbagai senyawa kimia yang ditemukan dalam produk kebersihan pribadi dan produk kosmetik.
Polutan air anorganik meliputi: Limbah industri (terutama sulfur dioksida), Amonia dari limbah pengolahan makanan, Limbah kimia sebagai produk sampingan industry, Pupuk yang mengandung nutrisi – nitrat dan fosfat, Logam berat dari kendaraan bermotor, sedimen dari buangan lokasi konstruksi, penebangan, dan situs pembukaan lahan.
Item makroskopik kasat mata yang disebut “floatables” atau sampah laut saat ditemui di laut lepas, dapat mencakup item seperti: Sampah (misalnya kertas, plastik, atau makanan sampah) dibuang oleh orang-orang di tanah, bersama dengan disengaja atau pembuangan sampah, yang dicuci oleh curah hujan ke saluran badai dan akhirnya dibuang ke air permukaan, Kapal Karam.

Sementara jika ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain:
a.      Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik.Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan.Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.
b.      Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran air.Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai.
Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air.Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol.Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman.
Di kota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Di dalam air got yang demikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
c.       Limbah Industri
Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air.Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri.Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas).Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah industri.Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Di laut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain atau karang. Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan kilometer.Ikan, terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang mati karenanya.Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.
d.      Penangkapan Ikan Menggunakan racun
      Beberapa penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau potas (racun) untuk menangkap ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air.Racun tersebut tidak hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya perairan.





2.7.      Dampak Pencemaran Air
Pada akhir abad XX ini, limbah kegiatan industri dikatakan telah mengancam seluruh.negeri.Hal ini disebabkan karena melalui mekanisme alam seperti tiupan angin, aliran air sungai, daya rambat di tanah melalui difusi limbah tersebut dapat menyebar ke mana-mana.
Buangan di perairan menyebabkan masalah kehidupan biota dalam bentuk keracunan bahkan kematian.Gangguan terhadap biota perairan telah menimbulkan dampak penurunan kualitas dan kuantitas biota perairan (ikan dan udang).Kelebihan pupuk yang dialirkan ke rawa atau ke danau dapat menimbulkan suburnya enceng gondok.Selain itu, erosi lumpur yang terbawa ke laut kemudian diendapkan mengakibatkan tertutupnya permukaan karang yang pada akhirnya menyebabkan kematian karang.
Akibat pencemaran itu  kehidupan dalam air dapat terganggu dengan  mematikan binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan dalam air karena oksigen yang terlarut dalam air  akan habis dipakai untuk dekomposisi aerobik dari zat-zat organik yang banyak terkandung dalam air buangan.
Pencemaran limbah ke lingkungan perlu diperhatikan dan diantisipasi dengan baik, lebih-lebih terhadap air sungai, karena air sungai dipakai penduduk untuk berbagai keperluan. Pencemaran sungai oleh air buangan ditinjau dari sudut mikrobiologi antara lain : pencemaran bakteri patogen dan non patogen serta bahan organik. Banyaknya bahan organik akan merangsang pertumbuhan mikroorganisme menjadi pesat. Hal ini mengakibatkan pemakaian oksigen akan cepat dan meningkat, akibatnya kadar oksigen terlarut dalam air akan menipis dan menjadi sedikit sekali, yang akhirya mengakibatkan mikroorganisme dan organisme air lainnya yang memerlukan oksigen mati. Ekologi air akan berubah drastis. Keadaan menjadi anaerobik, sehingga air sungai busuk, dan tidak sehat bagi pertumbuhan mikroorganisme flora dan fauna air itu. Lingkungan hidup yang demikian ini sudah rusak dan tidak layak lagi bagi kebutuhan hidup kita.









2.8.      Penanggulangan Pencemaran Air
Penanggulangan dan usaha pemecahan masing-masing masalah tentu harus berbeda. Sebagai contoh misalnya:
a.       Usaha reboisasi atau penghijauan serta pengelolaan daerah air sungai (DAS) untuk mengurangi intensitas dan volume erosi.
c.       Pengaturan dan pembatasan bahan-bahan pembuangan industri dengan segala sanksinya bagi masalah pencemaran laut dan wilayah pesisir pantai.
d.      Memonitor segala perubahan komposisi biotik dan abiotik dan ekosistem laut yang menunjukkan telah terjadinya pencemaran, kerusakan, dan gangguan.

Selain cara penanggulangan yang telah disebutkan di atas, kita juga dapat melakukan penanggulangan lain seperti di bawah ini:
a.         Menjaga kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
b.        Tidak membuang sampah ke sungai. Hal ini dapat dikarenakan tidak adanya fasilitas pembuangan sampah yang layak dan mencukupi terutama di kota-kota besar. Sering kita melihat penumpukan sampah di daerah-daerah yang bukan merupakan tempat pembuangan sampah.
c.         Menciptakan tempat pembuangan sampah yang cukup dan memadai. Hal ini mutlak dilakukan agar sistem pembuangan sampah dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sampah menjadi kontribusi tertinggi dalam pencemaran air. Jika masalah sampah dapat segera teratasi maka pencemaran air pun juga akan teratasi dengan cepat.
d.        Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
e.         Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga yang nantinya bersatu dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem. Hal ini telah diregulasi oleh pemerintah. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatasi pencemaran ini. namun komitmen seluruh perusahaan penyumbang limbah ini juga sangat dibutuhkan agar semua pihak dapat turut menjaga kelestarian lingkungan yang ada.
f.         Pembuatan sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar.

Sedangkan untuk menyikapi pencemaran air, dapat dilakukan beberapa cara sebagai berikut:
a.         Program pengendalian pencemaran dan pengrusakan lingkungan
b.        Mengurangi beban pencemaran badan air oleh indutri dan domestik.
c.         Mengurangi beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
Program rehabilitasi dan konservasi SDA dan lingkungan hidup
a.         Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.
b.       Menanggulangi kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA, dan bencana.
c.        Meningkatkan konservasi air bawah tanah.
d.       Rehabilitasi dan konservasi keanekaragaman hayati.
Untuk menekan dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran air ini kita dapat melakukan usaha pencegahan pencemaran air.usaha pencegahan pencemaran air ini bukan merupakan proses yang sederhana, tetapi melibatkan berbagai faktor sebagai berikut:
a.         Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah lebih dahulu sehingga memenuhi standar air limbah yang telah ditetapkan pemerintah.
b.        Menggunakan bahan yang dapat mencegah dan menyerap minyak yang tumpah di perairan.
c.         Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke dalam perairan. Hal ini untuk mencegah pencemaran air oleh bakteri.
d.        Limbah radioaktif harus diproses dahulu agar tidak mengandung bahaya radiasi dan barulah dibuang di perairan.
e.         Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia lain dengan menggunakan aktifitas mikroba tertentu sebelum dibuang ke dalam perairan umum.
Semua ketentuan di atas bila tidak dapat dipenuhi dapat dikenakan sanksi.

2.9.      Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub -permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
2.10.        Penyebab Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh beberapa sebab, di antaranya sebagai berikut.
a.         Sampah plastik, pecahan kaca, logam maupun karet yang ditimbun dalam tanah.
b.        Sisa pestisida dari kegiatan pertanian yang meresap ke tanah.
c.         Limbah deterjen yang dibuang ke tanah.
d.        Pengikisan lapisan humus (topsoil) oleh air.
e.          Deposit senyawa asam dari peristiwa hujan asam.
2.11.        Dampak Pencemaran Tanah
Sampah plastik, pecahan kaca, logam dan karet yang ditimbun dalam tanah sulit diuraikan pengurai dalam tanah. Keberadaannya dalam tanah dapat menurunkan kesuburan tanah. Pembuangan limbah deterjen dan kandungan pestisida dalam tanah dapat membunuh organisme pengurai dalam tanah sehingga mengganggu proses penguraian senyawa organik. Terkikisnya lapisan humus dari permukaan tanah dapat menurunkan produktivitas tanah, tanah menjadi kurang subur.
Deposit senyawa asam dari hujan asam dapat menyebabkan perubahan derajat keasaman (pH) tanah, hal ini berdampak pada aktivitas organisme pengurai dalam tanah. Perubahan keasaman tanah ini juga berpengaruh tidak baik terhadap penyerapan zat hara dari tanah oleh tumbuhan.

2.12.        Penanggulangan Pencemaran Tanah
Pencegahan pencemaran tanah bisa diupayakan dengan melakukan daur ulang sampah plastik, logam, kaca, karet. Limbah deterjen sebaiknya jangan dibuang ke tanah, tetapi ditampung ke dalam bak penampungan untuk selanjutnya dilakukan pengendapan, penyaringan, dan penjernihan. Untuk menghindari pengikisan lapisan humus oleh air hujan dapat dilakukan dengan menjaga kelestarian tanaman, karena tanaman dapat menyerap air, seresah dedaunan yang dihasilkan dapat menyerap dan menahan air, serta perakarannya dapat menahan dan mengikat tanah agar tidak mudah tererosi.

Menurut bahan pencemarnya, pencemaran dibedakan menjadi berikut ini.
a.          Pencemaran fisik, disebabkan oleh benda-benda yang secara fisik menyebabkan pencemaran, seperti kaca, logam, kalengkaleng bekas, plastik.
b.        Pencemaran kimia, disebabkan oleh pestisida, pupuk, logamlogam berat (Pb, Hg, Cd, Zn).
c.         Pencemaran biologi, disebabkan oleh bakteri (terutama bakteri pathogen), virus, protozoa, maupun jamur.
d.        Pencemaran suara, disebabkan oleh suara kendaraan bermotor, mobil, kereta api, pesawat yang tinggal landas, tape recorder yang volumenya terlalu keras.
e.         Pencemaran radioaktif, disebabkan oleh unsur-unsur radioaktif alam, limbah nuklir, kebocoran reaktor nuklir, ledakan bom atom, percobaan senjata nuklir.



























BAB III
PENUTUP
3.1.      Simpulan

3.2.      Saran




































DAFTAR PUSTAKA